sbobet

Sunday, December 1, 2019

3 Skandal Match Fixing yang Menghebohkan Sepak Bola Indonesia

Hasil gambar untuk match fixing sepakbola indonesiaSkandal match fixing terhitung penataan score kembali muncul di sepak bola Indonesia. Hal tersebut tersingkap sesudah beberapa pelaku berani mengutarakan bobroknya sepak bola Tanah Air pada sebuah antara acara tv swasta.
Sepak bola Indonesia tercoreng skandal penataan score yang menyertakan tim-tim Liga 2, Liga 3, sampai yang terbaru kembali munculnya sangkaan yang menimpa Tim nasional Indonesia pada pertandingan final Piala AFF 2010. 

Beberapa masalah sangkaan itu berlangsung mendekati laga Madura FC menantang PSS Sleman pada panggung Liga 2 2018. Manager Madura FC, Januar Herwanto, memperoleh telephone dari salah satu orang pelaku yang akui anggota Komite Eksekutif PSSI bernama Hidayat. 

Skenarionya, Madura FC disuruh mengalah dari PSS untuk pertandingan yang berjalan di Stadion Maguwoharjo, Sleman (6/11/2018). Tetapi, hal tersebut tidak diterima Januar, walau selanjutnya Madura FC masih menerima kekalahan 0-1 dari PSS. 

Selanjutnya, masalah terdapatnya sangkaan penataan score pada Piala AFF 2010 mencoreng Tim nasional Indonesia. Manager di Piala AFF 2010, Andi Darussalam Tabusala, berujar ada peranan bandar besar yang mewajibkan Tim nasional Garuda kalah dari Malaysia. 

"Tidak ada, (penataan score di Piala AFF 2010 tapi) saat paling akhir, kurang lebih satu tahun selanjutnya, saya mengenal beberapa beberapa orang Malaysia ini. Saat itu, saya bertanya, 'Bagaimana Anda dapat mainkan itu sampai saya kalah.' Di situlah mereka terbuka bicara, 'Bang, jika kami tidak mainkan orang abang itu, tidak dapat menang kami ini'," tutur Andi. 

Pengakuan itu lalu memantik kekesalan dari bekas pemain Tim nasional Indonesia di Piala AFF 2010. Beberapa nama seperti Hamka Hamzah serta Maman Abdurrahman lalu bernada, serta menyanggah terdapatnya sangkaan skandal penataan score. 

Lalu, seperti apa perjalanan skandal penataan score di Indonesia? Di bawah ini tiga skandal match fixing di sepak bola Indonesia yang sempat menghebohkan 

Skandal Senayan 1962 

Pada 1960-an tersebar rumor tidak enak berbentuk penataan score yang merebak di Indonesia. Serta, rumor ini beritanya menyertakan beberapa pemain top Tim nasional Indonesia. 

Tim-tim seumpama PSM Makassar serta lakukan penyelidikan internal. Hasilnya, pada 1961 tersingkap beberapa pemain yang terjebak dalam masalah penataan score, suap, sampai Situs Judi toto gelap (togel). 

KOGOR (KONI waktu itu) langsung lakukan penyidikan serta merasakan 10 nama pemain yang terjebak penataan score. Mereka ialah Iljas Hadede, Pietje Timisela, Omo Suratmo, Rukma Sudjana (kapten), Sunarto, Wowo Sunaryo (Persib), John Simon, Manan, Rasjid Dahlan (PSM), serta Andjiek Ali Nurdin (Persebaya). 

10 pemain itu dapat dibuktikan membuat spekulasi saat laga Tim nasional Indonesia menantang Malmoe (Swedia), Muangthai, Yugo (Yugoslavia) Selection, serta Tjeko Combined. Mengakibatkan, KOGOR memberi hukuman 10 pemain itu dilarang melakukan aktivitas di sepak bola nasional sepanjang seumur hidup dan dikeluarkan dari pelatnas Tim nasional Indonesia bentukan Asian Games 1962. 

Sepak Bola Gajah 1988 

Skandal ini berlangsung pada pertandingan Divisi Penting Daerah Timur yang menghadapkan Persebaya Surabaya menantang Persipura Jayapura. Bajul Ijo yang ditempati beberapa pemain top memang diunggulkan untuk menang, ditambah lagi tampil di muka simpatisan sendiri yang memadati Stadion Gelora 10 November. 

Tetapi, hasil mengagetkan malah berlangsung. Persebaya kalah mutlak 12-0 dari Persipura pada pertandingan yang diadakan 21 Februari 1988 itu. Gol-gol yang diciptakan Persipura sebagian besar adalah pembiaran dari pemain Persebaya yang ditempati scuad pelapis. 

Sempat beredar versus jika hal tersebut menyengaja dikerjakan Persebaya supaya PSIS Semarang, yang disebut lawan bebuyutan tidak berhasil mengambil langkah ke set enam besar. Tetapi, versus lain yaitu Persebaya menyengaja mengalah untuk jaga kesatuan NKRI. 

Sebabnya ialah bila Persipura kalah serta tidak selamat karena itu Indonesia Timur waktu itu tidak akan ada wakil. Ditambah lagi Perseman Mankowari telah kemunduran. Walhasil, kemenangan itu membuat Persipura maju ke set enam besar, Persebaya masih memenangkan klassemen Daerah Timur, serta PSIS harus tidak berhasil selamat. 

Mafia Wasit di Liga Indonesia 1998 

Mafia wasit pernah berkuasa di sepak bola Indonesia pada Liga 1998. Saat itu, PSSI bergerak cepat membuat team pelacak bukti untuk menginvestigasi selesai masalah mafia wasit. 

Hal tersebut berlangsung sesudah Manager Persikab Kab. Bandung, Endang Sobarna, membuat ramai rapat kerja nasional PSSI dengan mengutarakan terdapatnya adanya permainan kotor di panggung persaingan Liga Indonesia yang menyertakan wasit. 

Penemuan PSSI pada akhirnya merasakan Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI, Jafar Umar, jadi terduga. Yang berkaitan dapat dibuktikan penataan hasil laga. Jafar Umar tidak sendiri, sekitar 40 wasit Liga Indonesia saat itu dapat dibuktikan bersalah. 

Tetapi, beberapa waktu waktu lalu, Jafar Umar sempat membuka suara masalah masalah yang menerpa dianya. Menurut Jafar, ia cuma jadi kambing hitam sebab ada beberapa pejabat PSSI yang menggenggam kendali mengendalikan laga dengan menyertakan komite wasit. Namun, sampai Jafar Umar wafat pada 12 Mei 2012, beliau belum pernah mengatakan nama pelaku PSSI yang terjebak.

Babak FINAL : Persebaya vs persija, BAJUL IJO mempermalukan persija jakarta dengan SKOR 4-1

Perayaan Persebaya Surabaya juara Piala Gubernur Jatim 2020 setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 4-1 di Stadion Gelora Delta S...